Breaking News

Audiensi Warga dengan Pemdes Klinterejo, Terkait Dugaan Kredit Fiktif oleh Oknum Bank Meekar

Mojokerto|Katapublikjatim, – Masyarakat desa Klinterejo, Sooko, Mojokerto kabupaten atau biasa disapa akrab dengan Bumi Kahuripan ini, pada Kamis (30/1/2025) pukul 10.00 WIB terlihat sebagian warganya berkumpul mendatangi kantor pemdes (pemerintah desa) Klinterejo guna mengadukan nasib sekaligus berkeluh kesah terkait dugaan terintimidasi, tertipu, terganggu sekaligus merasa tidak nyaman dalam menjalani aktifitas kehidupannya sehari hari.

Betapa tidak, kejadian yang diduga diakibatkan oleh seorang oknum dari salah satu bank terkemuka di Indonesia yaitu bank Mekar atau disebut KSP (Koperasi Simpan Pinjam) Mekar, menjadi topik pembahasan utama dalam hal pengaduan yang disampaikan oleh warga khususnya ibu ibu kepada pemerintah desa Klinterejo.

Dugaan intimidasi oleh oknum dari bank Mekar atas perlakuan atau tindakan penagihan dinilai kurang sopan, melanggar aturan jam berkunjung, ngomong kurang enak didengar dan lain sebagainya.

Hal ini diperparah lagi dugaan penipuan oleh  orang yang bekerja di bank Mekar sekaligus telah dikabarkan sudah resign atau mengundurkan diri dari perusahaan tersebut, terindikasi melakukan rekayasa kredit atau kredit fiktif dalam mencairkan sejumlah nominal kepada nasabah yang dimana nasabah tersebut dimintai dokumen yaitu KTP (Kartu Tanda Penduduk) juga tanda tangan dengan orientasi dana bisa cair,

Selanjutnya untuk bukti pemberkasan, nasabah diajak foto bersama dengan membawa buku tabungan juga kartu ATM.  Lepas itu diminta lagi dengan dalih pelunasan bukan pinjaman kepada nasabah, tidak tahunya selang waktu berlalu ada petugas bank Mekar datang menagih, kemudian menyampaikan oknum petugas yang pinjam nama kabur, untuk seterusnya bahkan sampai lunas debitur yang tahunya tanda tangan pelunasan menjadi pencairan.

Dugaan mengganggu kenyamanan jikalau petugas bank Mekar ini melakukan kegiatan menagih kepada debitur, tidak ketemu ditunggu sampai ketemu dirumahnya hampir seharian, bahkan lebih parah lagi ada dugaan oknum dari bank Mekar tersebut menyampaikan diminta bikin surat kematian dari pemerintah desa.

“Saya diminta tanda tangan oleh oknum inisial A pegawai bank Meekar, menurut kabar sudah resign dari bank Meekar. Katanya pelunasan, tidak tahunya malah menjadi pencairan, indikasi pelunasan menjadi pencairan tahunya saya ada pegawai bank Meekar yang mencari saya datang kerumah diminta membayar sejumlah tagihan sebesar 175.000 per Minggu sampai dengan lunas,” ungkap ibu ibu yang datang dikantor pemdes siang tadi juga malu untuk dipublikasi namanya.

Terlihat ibu ibu yang datang hadir dikantor pemerintah desa siang tadi kurang lebih berjumlah 20 orang, setiap hari ada saja pengaduan terkait bank Meekar ini, bahkan saking takutnya ada yang tidak berani tidur dirumah melainkan tidur ditempat pembuatan batu bata merah atau linggan bata, untuk menyikapi perihal pengaduan masyarakat (Dumas), kita akomodir setiap warga yang terdampak tersebut sekaligus diundang kekantor pemdes guna bisa menggali informasi terkait perihal tersebut selanjutnya kita akan berupaya berkonfirmasi kepada bank Meekar guna melakukan klarifikasi sebab hal ini sudah membuat warga resah juga tidak nyaman.

“Setiap hari ada saja yang mengadu kerumah saya juga ada yang mengadu kerumah staff pemdes lainya terkait perihal ini, merasa ditipu, terintimidasi, serta terganggu aktifitasnya oleh sebab ini saya mengambil langkah dengan mengakomodir korban terdampak sekaligus diundang ke kantor balai desa tenyata warga berjumlah kurang lebih 20 orang tadi siang terlihat datang di tamu undangan hadir berjumlah 16 orang kurang lebihnya yang lainya mungkin berhalangan hadir, dalam hal ini kalau saya cermati, telaah, serta pahami, ini sudah ada unsur penggelapan juga penipuan yang mengarah ke pidana, oleh sebab itu saya akan berupaya klarifikasi ke kantor bank Meekar bertempat di desa Kedungmaling, kecamatan Sooko Mojokerto kabupaten. Apalagi bank Meekar ini pengoperasiannya usahanya diawasi langsung oleh Otorisasi Jasa Keuangan (OJK), menurut keterangan dari warga saya yang menjadi nasabah bank Meekar pencairan variabelnya Rp 3 juta sampai Rp 6 juta. Jikalau rata 5 juta saja, dikali kurang lebih 20 saja sudah berapa coba mas, kurang lebih 100 juta ditambah lagi warga saya juga mengalami kerugian psikis trauma juga namanya jeblok muncul di BI cheking ,kalau mau pinjam lagi di bank namanya sudah di-black list, ya kalau terima. uangnya, bayar ok, kalau tidak, terus gimana, dari semua warga kronologinya macam macam warnanya secara garis besarnya ya itu tadi mas, lebih miris lagi ada oknum petugas bank Meekar ini menyampaikan untuk minta bikin surat kematian dari desa, kalau tidak bisa membayar angsuran, apa namanya ini kan tindakan pembohongan publik namanya”, Ungkap Zaenal Abidin kades Klinterejo.

Terlihat hadir dari audiensi bersama warga di balai desa siang tadi, pihak pemdes bersama stafnya, Babinkamtibmas, rekan media, rakan LSM serta petugas Babinsa. Harapan dari audiensi ini bisa mengarah ke titik mediasi, jikalau mengalami titik buntu dalam mediasi ini selanjutnya melangkah keranah lebih lanjut misalnya langkah hukum sebab ada unsur pidana didalamnya kemudian merujuk ke kantor OJK Jawa Timur yang berada dikota Surabaya.

Hingga berita ini dipublikasikan, pihak bank Meekar, belum berhasil dikonfirmasi.

 

Pewarta : Yani.S

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *